Pada
Aneh sekali, aku cuma ingat kalau aku pernah berseteru dengannya dan memutuskan untuk tidak bicara lagi dengannya. Tapi aku langsung melupakan dendam lama itu saat mendengar sapaan teman lama di Sleepless Earl ... Tak disangka setelah satu dua abad, kami berdua bisa duduk santai sambil minum teh di satu meja.
Sleepless Earl memang tempat di mana kamu bisa mengalami pertemuan yang tak terduga.
Kami meminum teko demi teko Whale-Tide Spring Tea dan meminta air panas untuk isi ulang. Tak terasa air teh pun mulai terasa tawar dan hari mulai gelap. Temanku ditugaskan untuk mengurus perlengkapan di Cloud Knight dan dia harus kembali tepat waktu ke posko. Kami lalu berpisah setelah bertukar kontak.
Saat berjalan pulang di bawah cahaya lentera, aku mulai teringat kenanganku bersama teman lamaku. Saat kami belajar cara menerbangkan kapal di Sky-Soaring Seas, aku lulus tes penerbangan dan dia tidak lulus. Demi membeli "Auspicious" jade abacus yang terbaru, kami bekerja paruh waktu di All Under One Roof dalam jangka waktu panjang. Kami pernah berteman baik dan malah tidak berbicara lagi karena hal sepele yang sudah terlupakan.
Kalau aku dan temanku bukan orang Xianzhou, kami mungkin sudah meninggal saat usia kami belum mencapai ratusan tahun, dan kami tidak akan punya kesempatan untuk bertemu kembali. Hal itu akan sangat disayangkan.
Mungkin karena aku meminum teh terlalu banyak atau mungkin terlalu gembira, aku tidak bisa tidur meskipun sudah berbaring cukup lama di ranjang. Aku lalu memutuskan untuk berjalan-jalan malam. Bulan di malam itu lebih terang dari biasanya dan tidak boleh dilewatkan. Aku menikmati cahaya bulan sendirian dan merasa sangat disayangkan. Untungnya muridku masih belum tidur. Aku pun membawanya berjalan-jalan malam bersamaku.
Kami melewati Court of Tranquility dan memasuki jalan rerumputan. Di sana terdapat reruntuhan bangunan yang bergaya lama, tersembunyi di rerumputan dan belum dibersihkan. Di tengah pancaran sinar rembulan, batu-batu memantulkan cahaya putih yang lembut. Sebuah patung singa berbaring miring di rumput, tidur dengan manis di tanah, seolah-olah sedang pelan-pelan tenggelam di danau cahaya bulan ... Aku dan muridku menahan napas karena takut membangunkannya.
Masih ada pilar batu dengan bunga teratai, wadah air dengan pola awan, yang sayang sekali sudah tidak memiliki bentuk yang lengkap. Setiap beberapa waktu, selalu ada anak muda yang ingin menghidupkan kembali gaya lama sebagai "mode" dan menciptakan beberapa seni gaya lama. Kurasa baik aku atau pun para seniman ini, kami takut pada rentang waktu yang panjang dan tidak ada habisnya, dan berusaha untuk mencegah masa lalu memudar dengan mengenang masa lalu. Tapi semua upaya ini akan sia-sia di hadapan waktu.
Struktur batu berbintik-bintik di area rumput tampak seperti sedang bernapas. Terdengar suara dari jauh yang mengatakan, "Jangan coba memahaminya. Malam ini kamu cuma perlu merasakannya." Aku pun berhenti untuk berpikir terlalu banyak. Selama itu, muridku sudah tertidur sambil berdiri.
Para pejalan kaki setiap hari berlalu lalang di Verdurous Garden ditemani dengan cahaya bulan dan batu-batu hancur. Dan kali ini ditambah dengan aku dan muridku yang tidak punya kerjaan.