Archivum Honkai: Star Rail

Halaman 2

Wawancara Eksklusif: Tatap Muka dengan Sopran Sara Tentang Mimpi dan Air Mata di balik "Sejarah Kerajaan Salju".
Penulis: Olsen, jurnalis dari Mingguan Belobog

Penyanyi sopran Sara yang untuk beberapa waktu mengucapkan selamat tinggal di panggung opera selama setengah tahun karena alasan kesehatan, baru-baru ini hadir kembali dengan opera "Sejarah Kerajaan Salju". Pada audisi media yang diadakan tadi malam, "Sejarah Kerajaan Salju" dihebohkan diskusi hangat di antara media Belobog dengan para pemain bertabur bintang dan performa mereka yang luar biasa.

Sara, penerima Penghargaan Goliards yang telah dinominasikan untuk Penyanyi Opera Wanita Terbaik selama enam kali, kelas berat di panggung opera dan senior yang sangat dihormati, sudah lama terbiasa dengan pasang surut industri ini, tapi dia meneteskan air matanya yang jarang terlihat saat berbicara tentang "Sejarah Kerajaan Salju".

"Pada awalnya aku tidak mau ambil peran Alisa Rand, karena kupikir tubuhku belum sepenuhnya pulih, dan resonansiku pada nada tinggi tidak sejelas dulu. Tapi Carola memberitahuku kalau drama ini adalah karya terakhirnya sebelum dia mengucapkan selamat tinggal pada dunia opera. Aku memikirkannya dan memutuskan untuk mengambil peran ini." Sara menjelaskan kepada kami lika-liku di balik perjalanannya dengan peran Supreme Guardian Alisa Rand dalam "Sejarah Kerajaan Salju".

Lebih dari sepuluh tahun yang lalu, konduktor opera wanita legendaris Carola sudah berkolaborasi dengan Sara yang baru saja menginjakkan kaki di panggung opera. Saat itu, Sara memutuskan untuk menghentikan studinya di jurusan sastra Universitas Belobog demi mengejar impiannya bermusik dan Carola sudah menjadi konduktor legendaris yang terkenal di seluruh Belobog. Tidak hanya perbedaan usia yang signifikan antara dia dan Sara, mereka juga sangat berbeda dalam hal ketenaran dan karier. Bagaimana mereka bisa jadi sahabat karib seperti itu?

"Aku masih sangat muda saat itu. Seperti kebanyakan anak muda, aku punya nafsu makan yang besar, tapi dompetku selalu kosong. Terus terang, persahabatanku dengan Carola dimulai dengan makanan". Penyanyi sopran yang sekarang menjadi legenda baru ini berbicara tentang bagaimana dia bertemu dengan Carola. Keduanya bertemu di pesta penggalangan dana amal yang diselenggarakan oleh teater. Sara cuma fokus makan, dan Carola juga memegang piring, kemudian mereka bertemu di depan hidangan yang sama. Lebih dari satu dekade kemudian, dua wanita dengan selera kuliner yang sama sudah berteman selama bertahun-tahun.

Sayangnya, Carola telah memutuskan untuk pensiun karena usianya yang sudah lanjut, dan dia memilih "Sejarah Kerajaan Salju" sebagai karya perpisahannya. Sara memberi tahu kami kalau Carola bukan satu-satunya yang bergabung dengan "Sejarah Kerajaan Salju" karena mimpi yang gigih. Sutradara Figaro ingin menantang dirinya sendiri dengan drama serius yang berfokus pada sekelompok orang, membuat awal yang sempurna untuk transisi kariernya. Sementara itu, untuk pemeran opera mapan seperti Sara, Carola, dan komposer Andrew, mereka ingin berinovasi dan menciptakan jalan baru untuk bidang opera.

"Siapa pun yang telah membaca program atau brosur "Sejarah Kerajaan Salju" pasti tahu kalau opera ini sebenarnya adalah kisah tentang sekelompok orang meski aku jadi pemeran utama wanita" jelas Sara. "Sejarah Kerajaan Salju" memilih enam Supreme Guardian yang legendaris dalam sejarah Belobog, menceritakan kehidupan termasyhur mereka kepada penerus dalam cerita. Selain Sara yang memerankan Alisa Rand, lebih dari setengah karakter dimainkan oleh aktor baru. Sara dan kelompok mereka "Legenda Opera Berjalan" ingin membantu kaum muda untuk debut di industri ini dengan menempatkan pemain yang lebih senior dengan pendatang baru. Begitulah cara Sara dan Carola mengenal satu sama lain bertahun-tahun sebelumnya. Saat Carola akan meninggalkan panggung, Sara ingin melanjutkan cerita antara dia dan temannya dalam beberapa cara atau lainnya.

"Untuk cinta yang tidak menginginkan imbalan apa pun. Untuk mimpi yang tidak menginginkan imbalan apa pun. Dan untuk masa depan opera." Sambil tersenyum, Sara mengangkat segelas air di hadapan kami, menggunakan air sebagai pengganti anggur, menawarkan harapan tulusnya untuk masa depan opera.